Kebenaran Mutlak, Kebenaran Relatif, dan Kebenaran Virtual


Kebenaran mutlak adalah kebenaran yang hakiki dan sejati, sesuatu yang dapat melihat dan menyatakan keseluruhan realitas secara objektif, apa adanya. Kebenaran mutlak ini harus hanya ada satu saja dan merupakan suatu acuan atau standar bagi apa yang disebut dengan kebenaran relatif. Kebenaran mutlak itu mempunyai sifat universal ( berlaku bagi semua orang, tidak ada perkecualian ), kekal ( lintas waktu dan ruang, tidak berubah-ubah, tidak berganti ), integral (tidak ada konflik di dalamnya ) dan tanpasalah ( bermoral tinggi, suci ).
Manusia jelas bukan kebenaran mutlak, karena ia tidak memenuhi syarat-syaratnya. Manusia bukan kebenaran mutlak karena ia makhluk ciptaan yang terbatas, bersifat subjektif dan dikuasai oleh ruang dan waktu. Bersifat subjektif artinya terhadap objek yang sama manusia mempunyai sudut pandang atau pendapat yang berbeda-beda. Kalau misalnya ada 1000 orang yang dimintai pendapatnya akan sesuatu objek, akan ada 1000 macam pandangan yang berbeda-beda.
Manusia mengerti sesuatu sebatas pengertiannya sendiri dan melihat sesuatu sebatas daya lihatnya sendiri. Dia tidak bisa dan tidak mungkin bisa mengerti dan melihat sesuatu sebagaimana adanya. Jadi kebenaran yang dilihatnya dari sudut pandangnya sendiri ( yang terbatas ) itu bersifat relatif, bukan absolut ( mutlak ). Dikuasai oleh ruang dan waktu mempunyai implikasi bahwa ia tidak mahatahu ( artinya banyak hal yang tidak diketahuinya), bisa salah dan selalu berubah berganti.

curhat bentar ahhhh =D

hmm hari-hari semester 5 mulai terasa, harus benar2 pintar manajemen waktu kalo nggak bisa berantakan deh semua hahaha

seminggu ini di sibukkan dengan menulis....menulis dan menulis
setelah selesai abisin paper untuk tugas SOL, Laporan sudah memanggil2...
sepertinya sih udah biasa ah ngerjain laporan udah semester 5 ini
cuma tiba2 terpikir di benak saya

Seberapa Penting sih LAPORAN???
saya rasa jawaban kita sepakat penting,, yaa karena segala sesuatu yang telah kita kerjakan emang harus di laporkan.
abis melakukan suatu event pun kita harus memberikan laporan
setelah kita meninggal pun kita memberi laporan pertanggungjawaban atas semua tindakan kita di dunia hehe :D

LAPORAN itu penting tapi apakah harus di TULIS TANGAN???
nah ini yang menjadi pertanyaan dasar saya, apakah laporan harus di tulis tangan yaaaa, apalgi dengan metode harus menuliskan prinsip,teori dkk hmmm saya rasa itu tidak terlalu penting atau kalo di perhalus bahasanya bisakah metode penulisan laporan di lakukan seefisien dan seefektif mungkin?
kalo menurut saya sih tujuan dari sebuah laporan praktikum kan meberikan hasil praktikum dan menganalisanya sesuai dengan prinsip dan teori praktikum tersebut,
jadi menurut hemat saya cukuplah di laporan itu di tulis hasil analisa percobaan dan hasilnya.
karena metode penulisan laporan yang sekarang bisa di bilang kurang mendidik atau di balik semua ini ada konspirasi walah2 hehe

 cerita ini di ambil dari fb teman

assalamualaikum

Disebuah Universitas terkenal disalah satu negeri pesohor, ada seorang Profesor yang terkenal dengan segala kecerdasan serta karya-karyanya ilmiahnya yang fenomenal. Dan sang Profesor tersebut, juga telah menghabiskan waktunya bertahun-tahun hanya untuk bekerja di kampus tempat ia mengabdi. Ia tak pernah meluangkan waktu libur akhir tahunnya untuk bersenang-senang. Namun, setelah 10 tahun  lebih bekerja, ia pun dilanda kejenuhan sehingga berencana untuk menggunakan waktu libur akhir tahunnya untuk berpesiar.

Tatkala rencana itu sudah terlaksana dan Profesor itu diantar oleh seorang "RoomBoy"  sebuah kapal untuk masuk kamarnya, dengan sombongnya dia bertanya pada roomboy tersebut. "Ehh...! Pernahkah Anda belajar Psikologi ?"
Sang roomboy pun menjawab belum pernah, dan profesor keheranan, "Wah..., Anda ini kerja di Perusahaan yang berhubungan dengan manusia, bukankah seharusnya anda memerlukan ilmu psikologi guna mengenal watak, tingkah laku, tabiat manusia, tidak sekedar menjalankan pekerjaan semata," katanya. "Wah, tanpa belajar ilmu psikologi, anda telah menyia-nyiakan separuh hidup anda," lanjutnya.

Setelah roomboy itu pergi, sang profesor pun kemudian membaca buku. Tapi kala kejenuhan melanda, ia keluar kamar, naik ke dek, mengajak bercengkerama seorang kelasi. Tapi percakapan dengan relasi yang renyah itu tiba-tiba dirusak dengan pertanyaannya lagi. " Apa Anda pernah belajar Filsafat?"


"Belum pernah," jawab kelasi gelagapan. " Aku  sudah merasa puas dengan pekerjaanku, karena telah memberi pengalaman bagiku bisa mengelilingi dunia."
"Dengan belajar filsafat...?"  jawab profesor itu dengan angkuhnya, " Anda akan tahu lebih mendalam makna kehidupan. Anda akan menghargai setiap pengalaman yang anda dapat lebih dari sekedar pengalaman.. Wah, karena anda ini tak belajar filsafat, berarti separuh dari hidup anda sudah anda sia-siakan."


Di hari lain, dia bertemu lagi dengan kelasi lain dan bercengkerama, tapi dia pun kembali merusak suasana dengan pertanyaan-pertanyaan yang berbeda, " Apakah anda pernah belajar Antropologi ?"
Ketika kelasi itu menjawab tidak pernah, sang profesor itu pun berkhotbah lagi, "Jika saja anda belajar Antropologi, pasti anda akan bisa memahami suku-suku di setiap pulau yang pernah anda kunjungi dan pengalaman anda akan lebih kaya. Karena Antropologi mengajari anda tentang upacara, legenda, adat dan ritual keagamaan. Tapi sayang, karena anda tidak belajar antropologi, berarti anda sudah menyia-nyiakan separuh hidup anda.

Dengan angkuhnya, profesor itu pergi. Ia merasa paling pintar dan wajar kalau hampir setiap orang di atas kapal itu kemudian menjauhinya. Hingga akhirnya, suatu malam kapal itu diterjang badai. Lambung kapal berkeriut-keriut. Karena badai itu cukup kencang, kapal itu pun pecah.
Profesor itu buru-buru memakai jaket penyelamat, lalu bergegas menuju perahu penyelamat. Di kapal penyelamat itu, para kelasi mengatur penumpang yang bersiap-siap meninggalkan kapal, dan salah satu kelasi melihat profesor kepayahan dan ketakutan di tengah hujan deras.

Dengan sengit, kelasi itu bertanya, "Pernahkah anda belajar berenang?"
"Tidak", jawab profesor itu dengan tubuh gemetar, karena ketakutan.
"Sayang," ucap kelasi itu, " Kalau kapal penyelamat ini tenggelam, berarti anda telah menyia-nyiakan seluruh hidup anda."






Boleh jadi kita memiliki segala kelebihan akan kepintaran dalam ilmu pengetahuan,
Namun boleh juga jadi disisi lain ada hal kecil yang tidak kita tahu & fahami.
Hidup untuk saling mengisi kekurangan dan kelebihan...
Hidup bukan untuk saling mengadu dan pamer kelebihan,
Merasa diri paling baik dan yang terbaik diatas segalanya
Adalah ciri manusia tak bersyukur dan angkuh......!!!
"Allah swt tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri..."


Wassalam,
"Keangkuhan akan menutup mata bathin jika tak pernah mau merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain...
Kebanggaan akan diri akan menutup mata bathin jika merasa bahwa diri kitalah yang paling benar dan pintar diatas segalanya...padahal sesungguhnya Allah lah diatas segala-galanya...."
 

Ada yang tahu arti lambang di atas?????

Tugas SOL III


Are You Leader???
Setiap manusia hakikatnya adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, apabila di kembangkan maka kepemimpinan tersebut bisa lebih luas baik memimpin dalam hal berorganisasi ataupun dalam bermasyarakat. Menjadi seorang pemimpin adalah suatu proses belajar, siapapun bisa menjadi seorang pemimpin apabila seseorang itu mau di bina dan di didik dengan baik.
Banyak tipe-tipe kepemimpinan yang kita ketahui sekarang ini, di antaranya:
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
Dari keempat tersebut manakah yang menurut anda lebih baik?
Sebelum kita mengetahui macam-macam gaya kepemimpinan alangkah baiknya kita tahu definisi pemimpin itu sendiri seperti apa.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
Ø  Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
Ø  Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
Ø  Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
IKHLAS ITU BUKANNYA TIDAK DI BAYAR,,,,,
KEIKHLASAN YANG KITA LAKUKAN ITU AKAN DI BAYAR LANGSUNG OLEH ALLAH SWT.
"JIKA ANDA TIDAK BISA TERBANG SENDIRI TERBANGLAH DENGAN SAYAP ORANG LAIN"

Pak isnandar (alumni kimia 1996)
dekan fisip selaku calon rektor unpad  Prof Asep Kartiwa said:

Jika Anda ingin berhasil lakukan 2 hal berikut :
1. SAAT ORANG LAIN TAKUT KITA HARUS BERANI
2. SAAT ORANG LAIN TIDUR KITA HARUS TERBANGUN


kalo berdoa mah sudah keharusan yaaa =)
makna yang sungguh sangat dalam,,,, banyak manfaat setelah wawancara langsung dengan beliau =D