Aku Ingin Masuk ke Surga-Mu .....

Tiba-tiba aku terbangun oleh suara yang melengking tinggi. Suara itu menggema dan sangat panjang, seperti tiupan terompet super jumbo. Saking kerasnya, suara itu seperti mengoyak lubang telingaku dengan kasar dan membuat kulit muka dan dadaku bergetar serta mati rasa. Meski kututup telingaku serapat mungkin, suara itu tetap menembus dan memasuki relung-relung jiwaku yang paling dalam. Seolah semua anggota badanku menjadi telinga. Merasa kaki dan tanganku mendengar langsung.

Dan jantungku serasa hampir lepas ketika suara itu berhenti. Semuanya menjadi sangat sunyi dan sesuatu seperti berdengung di telingaku. Jika saja suara itu berbunyi agak lama lagi, aku berani bertaruh aku pasti sudah kehilangan indera pendengaran. Sungguh suara yang dahsyat.

Serta merta aku bangkit dan menyaksikan hamparan padang putih yang sangat luas dan bahkan tak berujung. Padang itu dipenuhi banyak manusia dari semua ras. Mereka tak berbusana begitu juga aku.

Dan tiba-tiba hawa udara yang sangat panas menyergap dan aku melihat matahari begitu dekat dengan kepalaku. Tengkukku hampir meleleh. Lalu kulihat segerombolan manusia yang melayang-layang oleh kepakan sayap mereka. Malaikatkah itu? Aku menatap sekelilingku dengan takjub, seperti seorang anak kecil yang melihat seperangkat mainan yang mahal.


Tempat apa ini?


Di mana?


Semua orang di situ juga sama bingung seperti aku. Tetapi seorang laki-laki yang berdiri di sampingku berkata,

“Inilah padang Mahsyar pada hari penantian sebagaimana yang dijanjikan Tuhan,” katanya.

Padang Mahsyar?

Mengapa cepat sekali?



Aku masih belum percaya. Rasanya aku belum mati. Aku belum pernah sakit keras atau sekarat. Aku merasa belum dishalati dan ditimbun dengan tanah. Aku belum meninggalkan dunia fana. Aku belum menyaksikan kedahsyatan kiamat.

Aku belum mati.



Tanpa dikomando, semua orang—termasuk aku—digiring menuju ke arah yang aku tak tahu apakah itu barat, timur, selatan, atau utara. Kami berjalan perlahan menuju tempat yang lebih terang dan lebih panas. Terdengar suara menggema yang bersahut-sahutan. Rupanya itu panggilan satu-persatu nama-nama manusia. Aku menunggu dengan tak sabar dan menatap ke ujung sana, di suatu tempat seperti jurang. Tempat itu lebih bercahaya karena ada kobaran api yang ganas di balik jurang itu.


“Itulah neraka yang panas, di bawah sana,” kata lelaki tadi.


Neraka?

Tiba-tiba keringatku bercucuran, membentuk bulir-bulir air di seluruh wajahku. Jika benar ini hari di mana perbuatan manusia dipertanggungjawabkan, berarti kiamat memang sudah lewat.



Aku jadi takut. Aku tak tahu apakah aku akan masuk surga atau neraka. Pikiranku kembali ke dunia fana. Susah mengingat-ingat kala dalam keadaan tegang seperti ini.

Oh ya, aku ingat. Aku adalah seorang aktivis dakwah. Setiap hari sibuk dengan urusan agama. Ceramah di sana-sini. Berinfaq sekian banyak. Aku tidak pernah meninggalkan shalat dan puasa wajib. Yang sunnah pun aku tekuni. Aku sering jadi imam di masjid-masjid besar. Aku dihormati umat. Tentu saja aku termasuk golongan orang-orang yang beriman. Ya, aku yakin aku akan masuk surga.

‘Ya Allah Yang Maha Pemurah, masukkanlah aku ke dalam surga-Mu bersama hamba-hambamu yang beriman,’ batinku penuh harap.



Aku semakin yakin bahwa aku akan masuk surga ketika kulihat gerombolan manusia yang kepalanya menyerupai hewan. Mereka yang berkepala hewan pastinya akan dijilati api neraka jahanam, sedangkan wajahku masih mulus berbentuk wajah manusia. Kukira aku akan masuk surga. Surga. Surga, di manakah dia? Kulihat sebuah pintu yang sangat besar dan bercahaya. Pintu itu terletak di seberang jurang dan dijaga banyak malaikat bersayap.

Kukira itulah pintu surga.

“Lihat, itulah Surga yang dijanjikan Allah untuk hamba-hamba-Nya yang saleh. Harumnya bisa kucium, samar-samar. Bisakah kau?” ujar si lelaki seolah mengiyakan isi pikiranku.



Aku mengangguk antusias.

Ya, itulah pintu surga. Harumnya surga bisa kucium di tengah busuknya neraka yang menghalangi. Aku akan menuju ke sana. Tapi ternyata tak ada jembatan di atas jurang yang panas itu dan aku dilarang lewat oleh seorang malaikat bersayap banyak. Yang menyatukan kedua sisi jurang itu hanyalah untaian sesuatu yang lebih tipis dari pada sehelai rambut, hampir luput dari mataku. Ya, Shiratal Mustaqim. Tetapi bagaimana mungkin aku akan berjalan di atasnya? Tiba-tiba kulihat seorang pria berjubah berjalan dengan tenang dan anggun. Para malaikat melayang di kedua sisinya. Mungkinkah itu Rasulullah?



“Ya, Rasulullah yang mulia, shalawat dan salam atasnya. Beliaulah yang pertama memasuki surga,” jelas lelaki tadi.



Aku terkesiap. Seumur hidup aku mengimpikan untuk bisa bertemu dengan Rasulullah.

‘Ya Rasul Allah, menolehlah,’ batinku.



Ingin sekali aku melihat wajah Rasulullah meski hanya sebentar. Namun Beliau tak menoleh barang sedikitpun, terus berjalan dan memasuki pintu surga yang tinggi. Disusul oleh orang-orang mulia yang telah diceritakan dalam buku-buku sejarah yang membosankan—para nabi, sahabat Rasul, dan para mujahidin. Mereka melewati jembatan rambut—begitu aku menyebut Shiratal Mustaqim—dengan mudahnya. Ada yang berlari bahkan ada yang secepat kilat, seolah-olah jembatan rambut itu adalah sebuah jembatan beraspal yang lebar bagi mereka. Kulihat wajah para syahidin pada perang-perang Badar, Uhud, dan lainnya, memasuki pintu surga sambil tersenyum.

Antrian melewati jembatan rambut itu seperti tidak ada habisnya. Kini keadaannya sudah agak berbeda. Ada yang merangkak, ada yang sepelan kura-kura, bahkan ada yang bergelantungan di untaian yang sehelai itu. Agak menyakitkan ketika melihat orang-orang yang tidak berhasil melewati jembatan itu. Mereka terjatuh ke dalam neraka dan teriakan penyesalan mereka menggema berkali-kali. Membuat bulu kudukku berdiri tegak-tegak.

Lalu kulihat orang-orang yang hidup semasa denganku. Ya, itu si Badrun. Dia jatuh dengan menggenaskan. Ah, memang pantas neraka menjadi tempat untuknya karena sehari-hari hanya berjudi yang dilakoni. Lalu kulihat gerombolan pengamen yang dulu sering menggangguku di perempatan lampu merah. Tetapi anak-anak itu berlari-lari di atas Siratul Muttaqin dan sambil tertawa memasuki surga.

Darahku serasa menguap. Bukankah aku lebih mulia dari pada anak-anak gembel itu? Bukankah aku tak pernah mengeluh selama berdakwah di dunia? Bukankah aku orang yang ’saleh’? Mengapa anak-anak itu lebih dulu masuk surga dari pada aku yang seorang pendakwah dan dihormati umat?

Ada yang salah kukira. Tapi sejurus kemudian kulihat tukang sapu yang selalu membersihkan trotoar di depan rumahku. Juga pengemis yang saban hari menyambangi rumahku. Pembantu rumah tanggaku yang bebal. Anak-anak pengajian yang kuajari cara mengeja Al Qur’an. Segelintir jamaah masjid yang selalu menjadi makmum di belakangku di masjid kecil dekat rumahku. Ada juga kedua orang tuaku dan adik kandungku. Mereka memasuki surga dengan senang hati.

Aku menjadi lemas seketika. Pastilah banyak dosaku. Betapa sombongnya aku menyangka akan masuk surga. Bagaimana mungkin aku akan masuk surga sementara dengan mata kepalaku sendiri aku melihat orang-orang yang kuanggap hina memasuki surga tanpa halangan?

Karena sangat lama aku jadi kesal menunggu. Tiba-tiba namaku dipanggil tanpa embel-embel gelar yang susah payah kuraih selama hidup di dunia.

“Haekal Jayadi.”



Dan aku disodorkan sebuah buku yang besar. Mungkin inilah yang berisi amalku selama hidup di dunia yang fana dan sementara. Yang membuatku berbesar hati adalah aku menerima buku itu dengan tangan kananku. Kukira ini berarti amalan baikku lebih banyak daripada amal buruk. Amal buruk? Oh, bukankah aku hampir tidak pernah berbuat kesalahan? Tentu saja surga akan kumasuki.

Tetapi ketika membuka buku itu, wajahku pias seketika. Ternyata pahalaku hanya lebih sedikit dengan dosaku. Bagaimana mungkin? Atau ada salah perhitungan? Aku ingin melihat apa saja dosaku hingga sebanyak itu. Kubuka buku itu dengan tergesa.

Yang kudapat hanyalah tulisan riya, riya, riya, dan riya. Apakah aku selalu riya ketika hidup di dunia? Apakah demikian?

Aku malu mengakui. Ya, aku memang riya dalam beribadah.


Aku shalat di masjid hanya untuk mendapat rasa hormat para tetanggaku.

Aku berjalan di subuh yang dingin dengan setengah berharap ada tetangga yang menyibakkan gorden jendela mereka dan melihat betapa rajinnya aku ke masjid.

Aku bersujud lama-lama, namun yang kupikirkan hanyalah orang-orang yang sedang menatapku dengan kagum.

Aku membaca ayat-ayat Al-Quran ketika menjadi imam dengan sangat indah dan panjang-panjang, bukanlah untuk ibadahku kepada Allah, tetapi untuk mengambil hati para makmum bahwa aku memang pantas menjadi imam mereka.

Aku bersedekah banyak untuk yatim piatu di panti asuhan di hadapan tamu-tamu terhormat agar aku dikenal dermawan. Namun ketika aku dipinta recehan oleh pengamen di kaca mobilku, aku jadi orang yang pelit sekali, berpaling mengabaikan.

Aku bertahan membiasakan diri puasa sunnah sebanyak mungkin. Tidak ada yang kudapatkan selain rasa lapar, dahaga, dan image bahwa aku manusia yang saleh dari orang-orang disekelilingku.

Aku berkotbah dengan berapi-api di depan kaca di kamarku, melatih diri agar aku tampil tidak mengecewakan di depan jamaah yang mendengarku nantinya. Aku hanya mencari perhatian bukan mengharap ridha Allah.

Aku jatuh terduduk lemas menyadari bahwa aku manusia yang sangat riya. Kubuka lembaran selanjutnya dan seterusnya, hanya tulisan riya yang tergores.



Namun tiba-tiba kata takabur muncul. Kemudian munafik dan kikir.

Apakah aku takabur? Aku tidak akan menyangkal karena semua yang tertulis dalam buku ini adalah benar.




Akulah orang yang sangat sombong dengan kebesaranku sebagai orang saleh.

Aku adalah orang saleh di mata tetanggaku tetapi tak ubahnya mahluk yang hina di hadapan Allah yang menguasai segalanya.

Aku sangat munafik. Aku berbohong, ingkar, dan berkhianat. Kuceramahi jamaah di masjid sementara apa yang kusampaikan tak pernah kulakukan sendiri.

Aku adalah orang yang sok tahu. Kukobarkan permusuhan dengan pemimpin Islam lain. Kulemparkan kata-kata bid’ah padahal aku sendiri tidak tahu apakah sesungguhnya yang dianggap bid’ah itu.

Aku juga orang yang sangat kikir. Aku sudah terlalu bosan dengan pengemis kecuali ada kenalan yang kebetulan sedang melihatku, kalau sudah begitu mau tak mau aku harus memberi agar dicap pemurah




Ternyata jiwaku kotor, berlumuran dosa. Hatiku hitam dan keras bagai batu-batu gunung. Ketaqwaanku rendah, dan aku tak lebih baik dari seorang pengamen gembel. Kupanjatkan doa pengampunan meski aku tahu itu sudah terlambat. Allah takkan mendengarku lagi.

Tiba-tiba namaku sekali lagi disebut dan aku harus melewati jembatan rambut itu. Jembatan itu terbentang sangat panjang. Ketika aku bersiap melangkah, jembatan rambut itu serasa selebar satu meter padahal mataku melaporkan bahwa jembatan itu hampir tak terlihat karena tipisnya. Aku lega, pastinya tak akan sulit bila lebarnya satu meter. Aku melangkah dengan yakin dan setengah malu atas dosa-dosaku. Angin neraka yang panas dan menyesakkan dada menghembus angkuh, membuatku bergoyang-goyang. Makin lama aku berjalan jembatan itu semakin menyempit dan akhirnya hanya selebar satu jengkal. Aku jadi takut dan tegang. Aku harus berusaha menjaga keseimbangan untuk setiap langkah sementara neraka bergejolak di bawahku.

Tiba-tiba aku terpeleset dan terjatuh. Tetapi tanganku berhasil menggenggam jembatan yang semakin tipis itu. Jadilah aku bergelantungan menyedihkan.

Semakin tipis jembatan itu semakin mengiris tanganku. Aku kesakitan dan berteriak-teriak minta tolong kendati pun aku sadar tidak ada yang bisa menolongku sekarang. Ujung-ujung kakiku sudah hampir melepuh oleh api neraka.

Akhirnya aku melepas peganganku dan aku terjatuh, merasakan betapa panasnya api neraka menjilati tubuhku.

Tiba-tiba aku terbangun dan merasakan wajahku basah dan dingin. Sepasang tangan menjawil hidungku serta menepuk-nepuk pipiku. Ketika aku memicingkan mata, seseorang sedang bersiap-siap mengoleskan balsem di hidungku.

“Istigfar, Jay, istigfar…” katanya.



Ternyata banyak pula yang mengerumuniku. Mereka berbisik-bisik ribut sekali. Aku baru ingat kalau aku sedang diundang ikut pesantren kilat di sebuah sekolah sebagai pemberi materi untuk peserta.

Aku mimpi buruk.

“Mimpi apa kok pake teriak segala? ” tanya Reza, sahabat yang menemani undanganku.

“Habis tidurnya nggak baca doa sih…” yang lain menyahut setengah berbisik.



Mimpi apa? Ya Allah, betapa menyakitkan cara-Mu mengingatkanku akan dosa-dosaku. Dosa-dosaku, ya Allah, dosa-dosa yang sungguh sangat kotor dan mengotori. Ampunilah hamba-Mu ini, yang jiwanya berlumuran dosa-dosa hina yang selama ini terselubung. Aku mengharap ridha-Mu Aku mendambakan surga-Mu, ya Allah



Aku benar-benar menyesalkan, betapa aku manusia yang hina dibandingkan teman-temanku di sekelilingku ini. Aku tak pantas berada di dekat mereka bahkan memanggil nama mereka pun aku tak pantas. Bisa kurasakan tubuhku gemetar seolah jasadku menolak untuk membungkus jiwaku yang busuk. Air mata mulai meleleh di ujung mataku dan aku menangis sesunggukan menyesali semuanya.

“Kok nangis? Kak Jay… ”




Copas dari Catatan : Yenni Marita

Nostalgila hehe

kelas 1 d smanda==> pulang skul game online dota ( pdhal maennya kalah trus) wkwk ... paling males berorganisasi. setiap hari senin kita ber4 ngumpet di kelas males ngumpul PMR haha
setiap jumat nyari moment supaya bisa pulang ga ketauan senior ... maless bgt pramukaan
kelas==> kantin==> becaknya mang atun==>pulang skul==>maen dota trus begitu pulang sore

kelas 2 d smanda==>tertarik ikutan osis( dengan tujuan bwt ngospek murid baru) bales dendam gtu deh wkwkwk
ternyata titik baliknya di situ... mulai saat sangat suka sekali berorganisasi
masih tetep amen dota dikit2==> punya tmen the goth bastard(my best friend) ==> suka bolos msuk kelas alesanya rapat osis( padahal mah nyari2 kesempatan) wkwk

kelas 3 d smanda==> mulai sadar tugasnya belajar. UN makin deket. kalo ga LULUS memalukan diri sendiri aja==>bimbel di neutron persiapan spmb( pdhal mah banyak bolosnya secara belajarnya siang wktunya tidur)==> msih inget ama mba ida yg di neutron+pengajaarnya yg bahasa jawanya kental bgt hehe
ngelamar di UGM ( maaf anda tidak lulus)
di UI ( sama aja )
unibraw ( tetep sama msih di tolak)
mau usm itb udah down gara2 gagal mulu..
dari k empat sahabat terbaik hanya saya dan si kadal topoy yg lum dapat jatah di universitas.
karena teman2 sya yg lain udah pda dpt kursi smua
jabar==> UGM,,UI,,ITB ( tinggal pilih aja tuh anak)
pa2nk==>UGM,Unibraw
ayat==>Unibraw,Unpad

tpi alhamdulillah ternyata Allah punya rencana yg lain,, dan sya pun akhirnya bisa lolos SPMB dan di terima Kimia Unpad ( baca pengumumannya smbil dengerin ceramah pas isra mi'raj)
sedngkan si kadal topoy di terima di Polban.
hmpirn 2 thun sudah berlalu. bagaimana 5 tahun yg lalu kita bertemu di tempat yg katanya di namakan azkaban ( smanda tercinta)
persahabatan kita pun tetep berjalan walaupun dri kita punya kesibukan masing2...
dan smoga 2 tahun mendatang kita bisa sama2 lulus dan sukses bersama.

masa lalu emang sudah berlalu... dengan melihat di masa lalu kita bercermin bukankah smua alur cerita indah ini sudah ada yg mengatur dan Dia pun berhak mengakhiri cerita ini jika ini smua sudah ketentuan-Nya.
masa depan emang msih samar dan tak terlihat.. tpi kita bercermin dri skg. karena masa depan kita tergantung apa yg kita lakukan pada saat ini.
untuk sahabat2 terbaikku muhammad abdul jabbar,irfan nurudin firdaus, ayatulloh michael musyafi,,muhammad taufik pribadi. see u in the next story yg lebih indah

di kira penjual DVD

hari minggu yg menyenangkan ga telalu sibuk. . . jdi bsa nyicil laporan wlaupun banyak waktu tpi te2p aja beresnya dini hari gni ckck ( biasa anak muda) haha. . .

td pergi k tmpt penjual DVD yg di depan gerbang... pasti taulah secara anak unpad gtu wkwk
gwa k sno ama tmen n rncananya mau nyari film "the paris with love" dalam hati kyaknya film bandung with love ngadopsi dri sni deh,,, biasanya kan film2 indo gtu hmm
langsung tanya k si ibu penjualnya...
saya: bu film the paris with love ada??
ibu : ada ni..
saya: dah 100% bu. .
ibu: udah
saya: berapa
ibu: 5500 de. .
saya: yg di deretan sni film baru semua ya bu
ibu: iyaa
si ibu jawbnya singkat2 bner yaa haha

tiba2. .
ada yg manggil a a a smbil nyolek punggung gw,,, gwa heran syapa yaa... pas nengok ada anak cewe sebayaan ama gwa bilang gni..
cewe: a a,,( aduh gwa lupa ga jelas sih) intinya dia ngomongn kaset. . kyknya ru beli kaset tpi dptnya yg jelek trus minta gnti.
gw: bngung. . . keep silent dngn sedikit senyuman haha
mpe lama mpe si mba2 itu nyadar klo gwa bukan penjual DVD.. di tambah si ibu juga bilang,, knpa de si aa ini mah bukan penjualnya ( dalam hati gwa pengen ketawaaa haha)
seriusan muka tuh anak lugu bgt ,,, k si ibu dia bilang gni bu2 a a yg tingginya sgni( tau dah lanjutannya apaan ga jelas sih) haha
dalam hati ni anak dah mahasiswa tpi childish bgt,, dah minta maaf ga brhnti2 lgi. dalam hati gw,, slow girl hirup udara pelan2. . .klo ngomong jngan buru2 haha
ohh yaa gwa juga beli film serlock home. . . kmren smpet nontn tpi bentar sihh jdi penasaran. beres ngambil kaset+ jangan lupa bayar yaa :D ,, pulang deh k kosan.
skalian nunggu siaran tunda barca vs madris jdi nonton film dulu deh.
the first film jtuh kpda the paris with love....
pemandangan kota paris dan menara eifel jdi scene pertama+lagu francis...
awalnya nih film romantis.. tpi di pertengahan baru sadar ini film tentang teroris. di ceritakan akan trjadi pertemuan delegasi di paris. dan si teroris berencana melakukan bom bunuh diri di lokasi tersebut. dialah caroline wanita cantik yg awalnya merupakan pacar si jack( gw lupa namanya jd ngarang aja deh :D ) yg merupakan pengawal pribadi kedutaan prancis sampai di ketemukan dngn wax( agen rahasia) yg akan menggagalkan rencana teroris. si jack yg hanya tau hrus berpartner dngn si wax tidak tau bahwa misi dia skg adalah mencegah teroris... kehidupan dia bkin pusing oleh si wax yg emang hebat dan smua tindakannya tidak terduga banyak action yg keren2 sampai pada titik bahwa teroris yg akan meledakan tmpt pertemuan delegasi adalah pacarnya si jack yaitu carroline..
jd selama ini caroline memanfaatkan si jack u/ mendapatkan info tntng kedutaan n pertemuan itu dan pastinya berlindung di balik tameng si jack. tpi dngn kecerdikan si wax smua itu terungkap. sampai akhirnya jack terpaksa menembak kepala caroline di saat dia akan melakukan bom bunuh diri di tmpt pertemuan duta negara2 eropa n usa.
tragiss emang kisah awal keromantisan mereka berakhir sperti ini....

ternyata filmnya beda ama bandung with love teman2 haha....

tanpa di rasa laporan gw beres juga.... mau nonton moto gp lama bener. udah bener2 ngantukkkk....
zzZzZZzz

see u in the next story wkwkwk

arti sebuah lagu....

7 april 2010....
entah kenapa tumben2nya gwa ngerjain laporan td malam,,, pdhal biasanya H-2 hehe
mungkin lg ga ada kerjaan jdi manfaatin waktu wae ahh haha ;p
akhirnya cuma nyampe prosedur aja dan selanjutnya tidurrrrr..
baru aja tidur beberapa menit terbangunkan oleh suara orang ketuk2 pintu tepatnya sih jam 12...
setengah sadar gwa bangun n langsung bukain tuh pintu,,,
jreng...jreng setelah di bukain pintu tuh orang ngoceh ga jelas untung aja bukan hantu wkwk
intinya mah dia minjem motor buat beli pulpen warna biru.... katanya mah buat ngerjain tugas kuliah dan harus pake pulpen warna biru.... heran mode:on,, ada2 aja sih wkwk
ahh gwa ga peduli bgt soalnya nguantukkkk bgt..

gw cuma bilang tuh kuncinya... truss gwa tidur lagi dah..
bangun2 subuh gwa langsung solat dan gwa heran kok pintu kamar gwa ga di kunci... sambil jalan mikirin kenapa yaaaa,, ga biasanya.
beres solat gwa ru tau td malam tmen minjem motor dan ngebalikin kuncinya pas gwa dah tidur lagi.... ohhhh begitu toh haha :p

beres solat back to kasur... malas mandi abis ga ada kuliah sihh,, biasalah dosennya sibuk ato ngapain lah...( padahal mah seneng wkwkwk :D)
sambil tiduran gwa cek status fb,,skor LC td malam... gila arsenal payah bgt dah di bantai ama si mungil messi haha .... trus setelah beberapa menit gwa cek di fb teman ada gempa 7,2 SR di aceh dan berpotensi tsunami,, cek di detiknews.com ternyata benar. penasaran pengen liat di tipi tpi ga ada tipi huhhh
tak berapa lama akhirnya gwa pun tidur lagi hoaaammmmm
ga sengaja bangun dan liat hp ada yg memanggil,,,,,,
whattttt UNP udah di d5.. gwa shock kirain stuban UNP ga jadi abis infonya misscom gni sihhh..... gwa bilang aja handle dlu n langsung hub bu erna.,,
mau buru2 mandi kamar mandi penuh semuaaaaa( nasib kamar mandi di luar)... tak hilang akal akhirnya numpang mandi di kamar temen hahaha
beres mandi lngsung cabut k kampus... dan bener mahasiswa UNP sekitar 40 orang udah datang.... biar ga boring nunggu acara di mulai mereka di kasih tontonan video kimia.... ( selamat menikmati yaaa hehe )...
acara stuban pun berjalan lancar dri mulai presentasi akademis kedua universitas,, unpad dan UNP.. di lanjut presentasi himpunan....
dan tumben2nyaa ko jdi banyak pertanyaan gni.... smua pertanyaan gwa bisa jawab sihh tpi ada satu pertanyaan yg gwa ga bisa jawab.
apakah itu....????

mereka minta kita bawain mars himaka.... wewww gwa sbenernya tau bahwa himaka itu punya mars. tpi seumur2 ga ada yg ngajarin n memperkenalkan itu lagu cuma termampang di site himaka aja...

ini nih liriknya
Mars Himaka

say horas bah sineger-sineger..
angeni sibua-buae
tusiano tu sipirok...tusiantor fordekok
say horas bah sineger-sineger..

hepiye...ye..ye hepiye
saya pilih HIMAKA wae
yen awan tak pikire
yen wengi tak impike
tresnoku semakin gede

hepiya..ya..ya hepiya
saya pilih HIMAKA saja
Di palu makin maju
Di arit makin bangkit
Di tendang semakin menantang

padahal kerenn yaaaaa.... huhhhh
lgi mencari sesosok yg bisa menyanyikan lagu itu.

bagi gwa itu bukan sekedar lagu... tpi sebuah pembakar semangat buat saya,,,anda,,,dan kita semua.

Himaka....Himaka...Himaka

Mari berbagi...

hmm ru kali ini naik bus babon sambil nonton film lost in love ama film setan kagak jelas haha yg lost in love gwa suka bgt,,, suka ama lokasi syutingnya di perancis :D ,,, lagi baik meuren supir busnya ya wkwkwk
akhir2 ini banyak yg mau sya ceritkan baik tentang pengalaman pribadi,,orang lain,,,dan smua hal yang telah saya baca... namun apa daya terlalu banyak yg mau di tulis jdi riweuh sndiri haha,,,,, (baca ==> malas) ...

cuma note kecil ini yg bisa saya bagikan k tmen2....


Ga ada yang istimewa dalam hal memotivasi diri, karena semua sebenarnya udah ada di nurani terdalam setiap manusia. Yang kita perlukan hanyalah sesekali melepaskan atribut, menjernihkan jiwa dan pikiran, menjauh sesaat dari rutinitas yang membelenggu untuk bermuhasabah, meluruskan dan merumuskan kembali tujuan ideal nan mulia yang sudah terpatri indah di hati terdalam..... =)

masih ingat dengan cerita kutu anjing,,, bagi yang lum tau silahkan baca yg udah tau juga gpp baca lgi hehe :p

Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 200-300 kali tinggi tubuhnya.
Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu??? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja!
Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang. ( wawww kok bisa yaaa hmm :-? )

Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.

Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan ? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!" ( pernah merasakan apa yg di alami oleh kutu anjing tdi..... )

Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.

Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda.

Teman main juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, "Ngapain sih kamu belajar mpe rajin seperti itu, kamu nggak bakalan kayak einstein, kok." Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.

Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.

Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University . Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja" komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia .

Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.


Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.

Itu hanyalah salah satu gambaran, bahwa kita jangan sampai terlena dan tidak segera tersadar bahwa segala macam atribut, buku, literatur, bahkan lingkungan yang ada di sekitar kita seringkali justru menjadi selimut pembatas kita untuk mengembangkan diri dan menjadi pribadi yang jauh lebih baik bermodal potensi diri yang ada.

Tinggalkan cara lama!
Kalo masih berfikiran seperti orang lain, masih melakukan hal2 normatif selayaknya orang kebayanyakan, itu tidak membuat kita spesial. Kita harus berani memeras kemampuan yang ada di diri. Berfikir dan berlaku dengan cara lebih, toh sebenarnya kita mampu. Ga ada yang tidak bisa...yang ada hanyalah mau atau tidak!

”Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” ( At-tin :4)


"Kita bukanlah orang kecil, melainkan orang besar yang masih kecil" yang sedang tumbuh, berkembang mencapai kondisi ideal sebagai manusia sukses dan bahagia.

Belajarlah



Belajarlah pada langit,
tentang mimpi dan cita-cita

belajarlah pada air,
tentang karakter dan sikap

belajarlah pada api,
tentang semangat dan motivasi

belajarlah pada pohon,
tentang prinsip dan tingkah laku

belajarlah pada galaksi,
tentang komitmen dan ketaatan

belajarlah pada udara,
tentang kontribusi dan keikhlasan

belajarlah. . .karena semuanya d ciptakan bukan u/ kesia-siaan